Siswa-siswa SD Negeri 8 Tual telah membuktikan bahwa dunia literasi bukan hanya milik orang dewasa, tetapi juga bisa menjadi lahan subur bagi ide-ide kreatif yang datang dari dunia anak-anak. Baru-baru ini, mereka berhasil menulis sebuah buku cerita anak yang penuh dengan imajinasi dan nilai-nilai positif. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan penulisan, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk berkolaborasi, berkreasi, dan mengekspresikan diri dalam bentuk tulisan.
Proyek menulis buku cerita ini berawal dari inisiatif guru dan kepala sekolah yang ingin mengembangkan minat baca dan tulis siswa sejak dini. Dengan bantuan beberapa guru, siswa-siswa kelas 4 hingga 6 diberi tugas untuk membuat cerita yang bisa menginspirasi teman-teman mereka. Setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih tema cerita, namun tetap harus mengangkat nilai moral dan pesan yang bermanfaat untuk pembaca muda.
Proses penulisan buku ini tidak berlangsung instan. Setiap siswa diajak untuk melalui tahap-tahap kreatif yang mengajarkan mereka tentang bagaimana mengembangkan ide, menyusun plot, serta menciptakan karakter-karakter yang menarik. Dalam tahap awal, mereka diberikan pelatihan dasar menulis cerita anak, seperti struktur cerita yang terdiri dari pembukaan, konflik, dan penyelesaian, serta pentingnya pesan moral dalam setiap cerita. Selain itu, mereka juga belajar tentang penggunaan bahasa yang sederhana namun menarik bagi pembaca cilik.
Selama proses menulis, banyak siswa yang menunjukkan potensi luar biasa. Beberapa dari mereka menulis tentang petualangan imajinatif yang melibatkan makhluk ajaib, sementara yang lainnya memilih cerita tentang persahabatan, keberanian, dan kebaikan hati. Meskipun beberapa siswa menghadapi tantangan dalam menulis, mereka tetap semangat dan saling mendukung satu sama lain. Di sinilah pentingnya kolaborasi dalam pengembangan kreativitas—saling berbagi ide dan memberi masukan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar ini.
Setelah selesai menulis, setiap cerita diperiksa dan dipoles untuk memastikan kualitas tulisan yang baik. Tak hanya itu, beberapa siswa juga dilibatkan dalam ilustrasi buku tersebut. Mereka menggambar karakter dan latar cerita yang mereka buat, memberi warna baru pada buku tersebut. Melalui kombinasi tulisan dan gambar, buku cerita anak ini menjadi karya yang tak hanya menghibur, tetapi juga memanjakan mata.
Hasil dari proyek ini adalah sebuah buku cerita anak yang berjudul “Petualangan di Dunia Ajaib”. Buku ini memuat berbagai cerita pendek yang diciptakan oleh siswa-siswa SD Negeri 8 Tual, masing-masing dengan nuansa yang berbeda, namun tetap memiliki pesan moral yang ingin disampaikan. Buku ini kemudian dicetak dan dibagikan kepada seluruh siswa di sekolah tersebut, serta dipajang di perpustakaan sekolah untuk dibaca oleh siswa lainnya.
Proyek menulis buku cerita anak ini memberikan banyak manfaat bagi para siswa. Selain mengasah keterampilan menulis dan berimajinasi, kegiatan ini juga membentuk karakter positif dalam diri mereka. Melalui cerita-cerita yang mereka tulis, siswa belajar untuk menyampaikan pesan moral, empati, dan nilai-nilai kebaikan kepada sesama. Mereka juga belajar bekerja sama dalam tim, menghargai proses, serta merasakan kepuasan dan kebanggaan atas hasil kerja keras mereka.
Kepala SD Negeri 8 Tual, Ibu Siti Nurhasanah, mengungkapkan bahwa proyek ini adalah salah satu cara untuk menumbuhkan minat baca dan tulis siswa sejak dini. “Kami ingin para siswa tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu menjadi produsen yang dapat berbagi ide dan inspirasi melalui tulisan,” ujarnya. Ia juga berharap bahwa proyek seperti ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari kurikulum sekolah untuk melatih kreativitas dan membangun rasa percaya diri siswa.
Buku cerita anak yang dihasilkan oleh siswa-siswa sd negeri 8 tual bukan hanya sekadar hasil karya, tetapi juga simbol dari semangat, kerja keras, dan kemampuan luar biasa anak-anak Indonesia. Dengan memberikan ruang bagi mereka untuk berkreasi, kita membuka pintu bagi masa depan yang lebih cerah, di mana generasi muda tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga pencipta informasi yang bermanfaat bagi masyarakat.